BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Spanyol adalah sebuah Negara eropa, barat daya
yang, bersama Portugal,
terdapat di Semenanjung Iberia. Batas darat Spanyol dengan
Eropa adalah Pegunungan Pirenia dengan Perancis
dan Andorra.
Wilayahnya juga terdiri dari kota Ceuta
dan Melilla
di Afrika Utara,
Kepulauan Canary
di Samudra Atlantik, dan berbagai pulau di Laut Tengah.[1]
Spanyol negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam. Ketika Islam masuk ke
negeri Spanyol, negeri ini banyak mengalami peradaban yang pesat baik dari
kebudayaan maupun pendidikan Islam. Spanyol mengalami perkembangan pesat dan
kebudayaan dan pendidikan Islam yang dimulai dengan mempelajari ilmu agama dan
sastra, kemudian meningkat dengan mempelajari ilmu-ilmu akal. Karena dalam
waktu relatif singkat Cardova dapat menyaingi Baghdad dalam bidang ilmu
pengetahuan dan kesusatraan.[2]
Karena itu kehadiran Islam di
spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.
Spanyol merupakan tempat paling strategis bagi Eropa pada waktu itu untuk
menggali peradaban Islam yang tak tertandingi baik dalam bentuk hubungan
politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar agama. Orang-orang
Eropa menjadi saksi sejarah bahwa Spanyol dibawah panji Islam jauh meninggalkan
negara-negara tetangganya di Eropa terutama di bidang pemikiran, sains, dan
peradaban.
Ibukota Spanyol Islam yang dalam bahasa Arab disebut al-Andalus (dari
kata Vandals). Dulunya bernama Iberia. Ketika Romawi berkuasa (abad ke 2)
mereka menamainya “Asbania” (pantai Marmot). Spanyol adalah sebuah propinsi
yang beribukota Cordova pada masa pemerintahan Bani Umayyah di Barat (1756-1031
M). Islam pada masa ini telah berubah menjadi dokumen sejarah tersendiri
bagi perjalanan masa-masa keemasan Islam yang patut menjadi perhatian bagi
generasi sekarang.
Akan tetapi, meskipun pemerintah
tersebut pernah berjaya dan bergensi di Eropa, namun harus diakui pula bahwa
pemerintahan tersebut juga mengalami kemunduran, bermula ketika meninggalnya al
Hakam II dan akhirnya secara berlahan-lahan daulat tersebut menemui
kehancurannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
dari latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah
ini yaitu, sebagai berikut:
1. Bagaimana
proses masuknya Islam di Spanyol?
2. Bagaimana
kemajuan peradaban Islam di Spanyol?
3. Faktor-faktor
apa yang menyebabkan terjadinya kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol?
C. TUJUAN
1. Agar umat islam dunia pada umumnya dan Indonesia khususnya mengetahui
dan memahaminya.
2. Agar para cendekiawan muslim selalu mengenang.
D. MANFAAT
1. Dengan memahami sejarah islam di Spanyol bisa menambah keimanan umat
islam di spanyol khususnya dan muslim dunia umumnya.
2. Dengan mengetahui dan memahami islam di Spanyol, Islam di penjuru dunia
semakin solid dan tidak mudah dijajah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ISLAM MASUK KE SPANYOL
Pada periode klasik paruh pertama-masa kemajuan (650-1000 M), wilayah
kekuasaan Islam meluas melalui Afrika Utara (Aljazair dan Maroko) sampai
ke Spanyol Barat.[3]
Spanyol adalah nama baru bagi Andalusia zaman dahulu. Nama Andalusia berasal
dari suku yang menaklukkan Eropa Barat di masa lalu[4]
sebelum bangsa Goth dan Arab (Islam).
Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715M),
salah seorang khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Ada tiga nama
yang sering disebut berjasa dalam penaklukan Spanyol, yaitu Musa bin Nushair,
Tharif bin Malik dan Thariq bin Ziyad.[5]
Dari ketiga nama tersebut, nama terakhirlah yang sering disebut paling
terkenal, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya
terdiri dari sebagian suku Barbar (muslim dari Afrika Utara) yang didukung Musa
bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Al-Walid. Pasukannya yang
berjumlah 7000 orang yang menyeberang selat di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.
Tentara Spanyol di bawah pimpinan Raja Roderick dapat ditaklukkan. Cordova
jatuh pada tahun 711 M. dari sana, wilayah-wilayah Spanyol, seperti Toledo,
Sevilla, Malaga, dan Granada dapat dikuasai dengan mudah.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya
kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peran yang sangat besar.
Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi
enam periode,
Yaitu :
- Periode Pertama (711-755 M)
- Periode Kedua (755-912 M)
- Periode Ketiga (912-916 M)
- Periode Keempat (1013-1086 M)
- Periode Kelima (1086-1248 M)
- Periode Keenam (1248-1492 M)
1. Periode
Pertama (711-755 M)
Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh
khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabititas
politik negeri Spanyol belum terkendali akibat gangguan keamanan di beberapa
wilayah, karena pada masa ini adalah masa peletakan dasar, asas dan invasi
Islam di Spanyol. Hal ini ditandai dengan adanya gangguan dari berbagai pihak
yang tidak senang kepada Islam. Sentralisasi kekuasaan masih di bawah Daulat
Umayyah di Damaskus. Musuh Islam di Spanyol terus mengganggu stabititas politik
dan keamanan.
Pada periode ini Islam Spanyol belum melakukan pembangunan di bidang
peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd Rahman
al-Dakhil ke Spanyol tahun 755 M.[6]
2. Periode
Kedua (755-912 M)
Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang
bergelar amir (panglima atau gubernur), tetapi tidak tunduk kepada pusat
pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baqdad.
Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan
diberi gelar al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol). Selanjutnya, ia berhasil
mendirikan Dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Adapun urutan keamiran Bani Umayyah
di Spanyol sebagai berikut:[7]
a) Abd al-Rahman al-Dakhil (755-788 M)
b) Hisyam Ibnu Abdurrahman (788-796 M)
3. Periode
Ketiga (912-916 M)
Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan “Khalifah”.
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III, yang bergelar
“An-Nasir” sampai munculnya muluk at-thawaif (raja-raja kelompok). Pada
periode ini juga umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan
menyaingi Daulat Abbasiyah di Bagdad. Abdurrahman an-Nasir mendirikan
Universitas Cardova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam
II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan.[8]
a. Abd al Rahman al-Nasir (912-916 M)[18]
b. Hakam II (961-976 M)
c. Hisyam II (976-1009 M)[21]
4. Periode
Keempat (1013-1086 M)
Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil
di bawah pimpinan raja-raja golongan atau Al-mulukuth -Thawaif, yang
berpusat di suatu kota seperti Siville, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar
diantaranya adalah Abbadiyah di Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang
terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada priode ini umat Islam
Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi
perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta
bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa
keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya, orang-orang Kristen pada
periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun, kehidupan politik
tidak stabil, namun, kehidupan intelektuan terus berkembang pada periode ini,
istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan
perlindungan dari satu istana keistana lain.[9]
5. Periode
Kelima (1086-1248 M)
Spanyol Islam pada periode ini meskipun masih terpecah dalam beberapa
negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti
Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti
Murabithun pada mulanaya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf
ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah
kerajaan berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas “Undangan”
penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat perjuangan
mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan orang-orang Kristen. Ia
dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan
pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja Muslim, Yusuf melangkah
lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi,
penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun
1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun dinasti
Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M.
Di Spanyol sendiri, sepeninggal dinasti ini, pada mulanya kembali
dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M
penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini.
Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w. 1128). Dinasti ini datang ke
Spanyol di bawah pimpinan Abd Al-Mun’im. Antara tahun 1114 dan 1154 M,
kota-kota Muslim penting, Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh kebawah
kekuasaannya. Untuk jangka beberapa decade, dinasti ini mengalami banyak
kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi, tidak
lama setelah itu, Muwahhidun mengalami keambrukan. Pada tahun 1212 M, tentara
Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan
yang dialami Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan
Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Keadaan Spanyol kembali
runyam, berada di bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat
Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar.
Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun
1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.
6. Periode
Keenam (1248-1492 M)
Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar
(1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman
An-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah
yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini
berakhir, karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.
Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk
anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan
berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan
digantikan oleh Muhammad ibn Sa’ad.Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada
Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat
mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.
Tentu saja, Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan besar
Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut
kekuasaan terkhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan
serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia
menyerahkan kekuasaan kepada Ferdenand dan Isabella, kemudian, hijrah ke Afrika
Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M.
Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi
meninggal Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam
di daerah ini. [10]
B. KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI SPANYOL
Islam di Spanyol
telah mencatat satu lembaran peradaban dan kebudayaan yang sangat brilian
antara lain :
1.
Kemajuan Ilmu pengetahuan
Sejarah pendidikan dan sejarah peradaban Islam di Spanyol
terbagi pada dua bagian yaitu:
a)
Kuttab
b)
Pendidikan Tinggi
2.
Kemajuan Kebudayaan
Kemegahan Pembangunan Fisik
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi.
Kalau dam digunakan untuk mengecek curah hujan, waduk (kolam) dibuat untuk
konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hidrolik itu dibangun dengan
memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang dinamakan na’urah
(Spanyol: Noria). Di samping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan
pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.
Industri, disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang
punggung ekonomi Spanyol Islam. Di antaranya adalah tekstil, kayu, kulit,
logam, dan industri barang-barang tembikar.
Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah
pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, mesjid, pemukiman,
dan taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah mesjid Cardova, kota
al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, Istana al-Makmun,
mesjid Seville, dan Istana al-Hamra di Granada.
C. FAKTOR KEMUNDURAN ISLAM DI SPANYOL
Penyebab kemunduran Islam di Spanyol adalah :
a) Konflik Islam dan Kristen
b) Tidak adanya Ideologi Pemersatu
c) Sulitnya ekonomi
d) Sistem peralihan pemerintahan yang tidak jelas.
e) Keterpencilan
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan makalah diatas adalah :
1. Masuknya Islam di Spanyol adalah keberhasilan Thariq ibn Ziyad
mengalahkan raja Roderick, sehingga kemenangan ini menjadi modal utama bagi
Thariq ibn Ziyad dan pasukannya untuk menaklukkan kota-kota penting yang ada di
Spanyol.
2. Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam penyerapan
ilmu pengetahuan yang dikembangkan umat Islam di sana serta peradabannya, baik
dalam hubungan politik, sosial, maupun ekonomi dam peradaban antar
Negara. Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan Negara-negara
tetangganya di Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains. Di samping itu
juga peradabannya yakni bangunan-bangunan fisik lainnya. Selanjutnya dari
wilayah Spanyol ini mengalir berbagai pengetahuan untuk memajukan dan
memperbaiki segala ketinggalannya bahkan mencapai kejayaannya hingga abad ini
sebagaimana yang kita alami saat ini.
3. Penyebab kemunduran Islam di Spanyol adalah :
a)
Konflik Islam dan Kristen
b)
Tidak adanya Ideologi Pemersatu
c)
Sulitnya ekonomi
d)
Sistem peralihan pemerintahan yang
tidak jelas.
e)
Keterpencilan
PERADABAN DAN PEMIKIRAN ISLAM DI SPANYOL
MAKALAH INI DISAMPAIKAN DALAM SEMINAR
MATA KULIAH
SEJARAH PERKEMBANGAN PERADABAN DAN
PEMIKIRAN DALAM ISLAM
Di Susun Oleh :
IMAM BASUNI
NPM : 1202001
Dosen Pengampu
Prof. Dr.
Syaripuddin, M.Ag
Dr. Nadirsyah Hawari
PROGRAM
PASCA SARJANA
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAIN
JURAI SIWO METRO
TAHUN
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada
orang-orang yang beriman dan beramal sholeh.
Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang paling baik diantara jalan yang
ada didunia ini untuk menuju kepada ridhotillah Tuhan semesta alam.
Dengan ma’unah (pertolongan) Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran serta
masukan yang membangun guna perbaikan dikemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya, dan
penulis pada khususnya.
Metro,
26 September 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL.........................................................................................
i
KATA
PENGANTAR.......................................................................................
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1
- Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
- Rumusan Masalah.................................................................................. 2
- Tujuan.................................................................................................... 2
- Manfaat................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................
3
A. Islam Masuk ke Spanyol..........................................................................
3
1.
Periode Pertama (711-755 M) .......................................................... 4
2.
Periode Kedua (755-912 M)............................................................. 4
3. Periode Ketiga
(912-916 M).............................................................. 5
4. Periode Keempat
(1013-1086 M)...................................................... 5
5. Periode Kelima
(1086-1248 M)......................................................... 6
6.
Periode Keenam (1248-1492 M)....................................................... 7
B. Kemajuan
Peradaban Islam di Spanyol....................................................
8
....... 1.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan.............................................................
8
....... a. Kuttab ......................................................................................... 8
....... b. Pendidikan Tinggi ........................................................................ 8
....... 2.
Kemajuan Kebudayaan....................................................................
8
....... Kemegahan Pembangunan Fisik ....................................................... 8
C. Faktor Kemunduran Islam di Spanyol......................................................
9
BAB III
KESIMPULAN...................................................................................
10
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 11
DAFTAR
PUSTAKA
Badri Yatim, Sejarah
Peradab an Islam (Dirasah Islamiyah II), diterbitkan dalam rangka kerja
sama lembaga studi islam dan kemasyarakatan (LSIK), (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 1997), Edisi I, Cet. Ke V
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek,
(Jakarta: UI Press, 1985), Jilid I
http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol,
Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah
III, Pengantar Studi Sejarah kebudayaan Islam dan Pemikiran, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 1996)
Ensiklopedi Islam, 1999
Hamka, Sejarah Umat Islam, (Jakarta: Penerbit Bulan
Bintang, 1981)
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol,
25-09-2012, 15.00
[2] Badri Yatim, Sejarah Peradab an Islam
(Dirasah Islamiyah II), diterbitkan dalam rangka kerja sama lembaga studi
islam dan kemasyarakatan (LSIK), (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
1997), Edisi I, Cet. Ke V, h. 87.
[3]
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: UI Press,
1985), Jilid I, hal. 12
[4]
Ensiklopedi Islam, 1999, hal. 145.
[5]
Badri Yatim, op. cit., hal. 89
[6]
Hamka, Sejarah Umat Islam, (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1981), h.
134
[7]
Badri Yatim, op. cit., h. 95
[8]
Badri yatim, op. cit., h. 96-97
[9] Badri Yatim, op. cit., h. 98-99
[10]
Badri Yatim, op. cit., h. 99-100