BABA I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kehadiran agama islam yang di bawa oleh Nabi
Muhammad saw, diyakini menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera
lahir dan batin dimana kehadiran agama ini dituntut agar ikut terlibat secara
aktif dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia.
Oleh sebab itu pemahaman agama dapat di pahami
dengan berbagai pendekatan studi islam. Berbagai pendekatan tersebut yang akan
dibahas pada makalah ini adalah : Pendekatan Historis, . Adapun yang di maksud
dengan pendekatan disini adalah cara pandang atau paradikma yang terdapat dalam
suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas,
maka yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu, sebagai berikut:
- Pengertian studi islam dengan Pendekatan Historis?
C.
Tujuan
Mampu memahami nilai sejarah adanya agama Islam.
Sehingga terbentuk manusia yang sadar akan historisitas keberadaan islam dan
mampu memahami nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Untuk menemukan kebenaran suatu peristiwa pada
masa lampau
D.
Manfaat
Dengan memahami sejarah dalam
hal keagamaan, akan terhindar dari kesalahan dalam beribadah/ beramaliah.
Dengan mengetahui hikmah yang terkandung dalam
suatu ayat yang berkenaan dengan hukum tertentu akan terhindar dari kesalahan
syariat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Studi Islam
Munculnya
istilah Studi Islam, yang di dunia Barat dikenal dengan istilah Islamic
Studies, dalam dunia Islam dikenal dengan Dirasah Islamiyah, sesungguhnya
telah didahului oleh adanya perhatian besar terhadap disiplin ilmu agama yang
terjadi pada abad ke sembilan belas di dunia Barat. Perhatian ini di tandai
dengan munculnya berbagai karya dalam bidang keagamaan, seperti: buku Intruduction
to The Science of Relegion karya F. Max Muller dari Jerman (1873); Cernelis
P. Tiele (1630-1902), P.D. Chantepie de la Saussay (1848-1920) yang berasal
dari Belanda. Inggris melahirkan tokoh Ilmu Agama seperti E. B. Taylor
(1838-1919). Perancis mempunyai Lucian Levy Bruhl (1857-1939), Louis Massignon
(w. 1958) dan sebagainya. Amirika menghasilkan tokoh seperti William
James (1842-1910) yang dikenal melalui karyanya The Varieties of Relegious
Experience (1902). Eropa Timur
menampilkan Bronislaw Malinowski (1884-1942) dari Polandia, Mircea Elaide dari
Rumania. Itulah sebagian nama yang dikenal dalam dunia ilmu agama, walaupun
tidak seluruhnya dapat penulis sebutkan di sini.
Tidak hanya di Barat, di Asia
pun muncul beberapa tokoh Ilmu Agama. Di Jepang muncul J. Takakusu yang berjasa
memperkenalkan Budhisme pada penghujung abad kesembilan belas dan T. Suzuki
dengan sederetan karya ilmiahnya tentang Zen Budhisme. India mempunyai S
Radhakrishnan selaku pundit Ilmu Agama maupun filsafat India, Moses D.
Granaprakasam, Religious Truth an relation between Religions (1950), dan
P. D. Devanadan, penulis The Gospel and Renascent Hinduism, yang
diterbitkan di London pada 1959. dan filsafat analitis.[1]
Berbeda dengan dunia Barat,
Ilmu Agama (baca: Studi Islam) di dunia Islam telah lama muncul. Dalam
dunia Islam dikenal beberapa tokoh dalam berbagai disiplin ilmu. Dalam bidang
yurisprudensi (hukum) dikenal tokoh seperti Abu Hanifah, Al-Syafi’I, Malik, dan
Ahmad bin Hanbal. Dalam bidang ilmu Tafsir dikenal tokoh seperti Al-Thabary,
Ibn Katsir, Al-Zamahsyari, dan sebagainya pada sekitar abad kedua dan keempat
hijriyah. Dan akhirnya muncul tokoh-tokoh abad kesembilan belas seperti:
Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan Abad kedua puluh seperti Musthafa al-Maraghy,
penulis Tafsir al-Maraghy. Di bidang kalam pun muncul tokoh-tokoh besar
dari berbagai aliran: Khawarij, Murji’ah, Syi’ah, Asy’ariyah, dan Mu’tazilah.
Penulis bidang ini antara lain; al-Qadhi Abdul Jabbar, penulis al-Mughny dan
Syarah al-Ushul al-Khamsah (w. 415 H). Di bidang Tasawuf melahirkan
tokoh-tokoh seperti al-qusyairi yang terkenal dengan Kitabnya Al-Risalah
al-Qusyairiyah (w. 456), Abu Nasr al-Sarraj al-Thusy (w. 378 H), penulis al-Luma’,
Al-Kalabadzi, penulis al-ta’arruf li Madzhab Ahl al-Tashawwuf, Abdul
Qadir al-Jailany, penulis kitan Sirr al-Asrar, al-Fath al-Rabbaniy, dan
sebagainya.[2]
Walaupun secara realitas studi
ilmu agama (baca: studi Islam agama) keberadaannya tidak terbantahkan,
tetapi dikalangan para ahli masih terdapat perdebatan di sekitar permasalahan
apakah ia (Studi Islam) dapat dimasukkan ke dalam bidang ilmu
pengetahuan, mengingat sifat dan karakteristik antara ilmu pengetahuan dan
agama berbeda. Pembahasan di sekitar permasalahan ini banyak dikemukakan oleh
para pemikir Islam dewasa ini.
Amin Abdullah misalnya
mengatakan jika penyelenggaraan dan penyampaian Islamic Studies, Studi Islam,
atau Dirasah Islamiyah hanya mendengarkan dakwah keagamaan di kelas, lalu apa
bedanya dengan kegiatan pengajian dan dakwah yang sudah ramai diselenggarakan
di luar bangku sekolah? Merespon sinyalemen tersebut menurut Amin Abdullah,
pangkal tolak kesulitan pengembangan scope wilayah kajian studi Islam atau
Dirasah Islamiyah berakar pada kesukaran seorang agamawan untuk membedakan
antara yang bersifat normative dan histories. Pada tataran normativ kelihatan
Islam kurang pas kalau dikatakan sebagai disiplin ilmu, sedangkan untuk tataran
histories nampaknya relevan.
Tidak hanya kesukaran yang
dihadapi oleh seorang agamawan saja, melainkan dosen dan guru juga mengalami hal
yang sama. Banyak dijumpai seorang guru atau dosen yang tidak mengerti fungsi
dan substansi mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan. Sehingga banyak
peserta didik atau mahasiswa yang tidak memahami apa yang mereka pelajari,
sungguh ironis.
Pada tataran normativitas
studi Islam agaknya masih banyak terbebani oleh misi keagamaan yang bersifat
memihak , romantis, dan apologis, sehingga kadar muatan analisis, kritis,
metodologis, historis, empiris, terutama dalam menelaah teks-teks atau
naskah-naskah produk sejarah terdahulu kurang begitu ditonjolkan, kecuali dalam
lingkungan para peneliti tertentu yang masih sangat terbatas.[3]
Dengan demikian secara
sederhana dapat ditemukan jawabannya bahwa dilihat dari segi normatif
sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits, maka Islam lebih
merupakan agama yang tidak dapat diberlakukan kepadanya paradigma ilmu ilmu
pengetahuan yaitu paradigma analitis, kiritis, metodologis, historis, dan
empiris. Sebagai agama, Islam lebih bersifat memihak, romantis, apologis, dan
subyektif. Sedangkan jika dilihat dari segi historis, yakni Islam dalam arti
yang dipraktekkan oleh manusia serta tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
manusia, maka Islam dapat dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni Ilmu
Ke-Islaman, Islamic Studies, atau Dirasah Islamiyah.
Perbedaan dalam melihat Islam
yang demikian itu dapat menimbulkan perbedaan dalam menjelaskan Islam itu
sendiri. Ketika Islam dilihat dari sudut normatif, maka Islam merupakan agama
yang di dalamnya berisi ajaran Tuhan yang berkaitan dengan urusan akidah dan
mu’amalah. Sedangkan ketika Islam dilihat dari sudut histories atau sebagaimana
yang nampak dalam masyarakat, maka Islam tampil sebagai sebuah disiplin ilmu
(Islamic Studies).
Selanjutnya studi Islam
sebagaimana yang dikemukakan di atas, berbeda pula dengan apa yang disebut
sebagai Sains Islam. Sains Islam sebagaimana yang dikemukakan oleh Sayyed Husen
Nasr adalah sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad kedua
hijriyah, seperti kedokteran, astronomi, dan lain sebagainya.[4]
Dengan demikian sains Islam
mencakup berbagai pengetahuan modern yang dibangun atas arahan nilai-nilai
Islami. Sementara studi Islam adalah pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran
Islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sedangkan
pengetahuan agama adalah pengetahuan yang sepenuhnya diambil dari ajaran-ajaran
Allah dan Rasulnya secara murni tanpa dipengaruhi oleh sejarah, seperti ajaran
tentang akidah, ibadah, membaca al-Qur’an dan akhlak.
Berdasarkan
uraian di atas, berkenaan dengan Studi Islam sebagai sebuah disiplin ilmu
tersendiri sangat terkait erat dengan persoalan metode dan pendekatan yang akan
dipakai dalam melakukan pengkajian terhadapnya
B.
Pengertian Pendekatan Historis
a. Pengertian Pendekatan
Pengertian pendekatan Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pendekatan adalah “1). Proses perbuatan, cara mendekati, 2). Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode- metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Dalam bahasa Inggris, pendekatan diistilahkan dengan:“ approach” dan dalam bahasa Arab disebut dengan “ madkhal ”.
Secara terminology, Mulyanto Sumardi menyatakan, bahwa pendekatan selalu terkait dengan tujuan, metode, dan tekhnik. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.[5]
b. Pengertian Historis
Kata historis berasal dari
bahasa inggris ”history” yang artinya sejarah.[6]
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) historis adalah berkenaan dengan sejarah; bertalian atau ada hubungan
dengan masa lampau.[7]
Sejarah adalah terjemahan dari
kata tarikh (bahasa arab), history (bahasa inggris), dan geschichte (bahasa jerman).
Semua kata tersebut berasal dari bahasa yunani, yaitu istoria yang berarti
ilmu. Definisi sejarah yang lebih umum adalah masa lampau manusia, baik yang
berhubungan dengan manusia, maupun gejala alam. Definisi ini memberi pengertian
bahwa sejarah tidak lebih dari sebuah rekaman peristiwa masa lampau manusia
dengan segala sisinya. Maka lapangan sejarah adalah meliputi segala pengalaman
manusia.
Pengertian sejarah menurut
istilah mengacu pada dua konsep terpisah. Pertama, sejarah tersusun dari
serangkaian peristiwa masa lampau, keseluruhan pengalaman manusia. Kedua,
sejarah sebagai suatu cara yang dengannya fakta-fakta diseleksi, diubah-ubah,
dijabarkan dan dianalisis.
Menurut Ibnu Khaldun, sejarah
tidak hanya difahami sebagai suatu rekaman peristiwa masa lampau, tetapi juga
penalaran kritis untuk menemukan kebenaran suatu peristiwa pada masa lampau.
Dengan demikian unsur penting dalam sejarah adalah adanya peristiwa, adanya
batasan waktu, yaitu masa lampau, adanya pelaku, yaitu manusia, dan daya kritis
dari peneliti sejarah.
Sedangkan menurut Hugiono dan
P.K. Poerwantana sejarah adalah sebagai rekonstruksi peristiwa masa lampau yang
dialami oleh manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi
tafsiran dan analisis kritis, sehingga mudah untuk dimengerti dan difahami. [8]
Setelah melihat beberapa
pendapat diatas penulis sependapat dengan pengertian sejarah atau
historis adalah suatu
ilmu yang didalamnya
dibahas berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat,
waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini
segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat
kapan peristiwa itu terjadi, dimana, apa sebabnya, dan siapa
yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Melalui pendekatan
sejarah seseorang akan diajak menukik dari alam idealis ke alam yang
bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya
kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan
yang ada di alam empiris dan historis.
Pendekatan kesejahteraan ini amat dibutuhkan dalam
memahami agama. Begitu juga dengan islam karena agama itu sendiri turun dalam
situasi yang kongkret bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
Sejarah hanya sebagai metode analisis atas dasar
pemikiran bahwa sejarah dapat meyajikan gambaran tentang unsur-unsur yang
mendukung timbulnya suatu lembaga. Pendekatan sejarah bertujuan untuk
menentukan inti karakter agama dengan meneliti sumber klasik sebelum dicampuri
yang lain. Dalam menggunakan data historis maka akan dapat menyajikan secara
detail dari situasi sejarah tentang sebab akibat dari suatu persoalan agama.[9]
Melalui pendekatan sejarah ini, seseorang diajak
untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu
peristiwa. Disini seseorang tidak akan memahami agama keluar dari konsep
historisnya, karena pemahaman demikian itu akan menyesatkan orang yang
memahaminya.
Misalnya seseorang yang ingin memahami al-Qur’an
secara benar maka ia harus mempelajari sejarah turunnya al-Qur’an atau
kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya al-Qur’an, yang selanjutnya disebut
sebagai ilmu Asbab an Nuzul (ilmu tentang sebab sebab turunya ayat ayat
al-Qur’an) yang pada intinya berisi sejarah turunya ayat al-Qur’an. Dengan ilmu
asbabun Nuzul ini seseorang akan dapat mengetahui hikmah yang terkandung dalam
suatu ayat yang berkenaan dengan hukum tertentu dan ditujukan untuk memelihara
syariat dari kekeliruan memahaminya.[10]
Dengan pendekatan historis ini masyarakat
diharapkan mampu memahami nilai sejarah adanya agama Islam. Sehingga terbentuk
manusia yang sadar akan historisitas keberadaan islam dan mampu memahami
nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Dengan menggunakan pendekatan sejarah ada lima
teori yang bisa digunakan, yaitu:
1. Idealisme approach adalah seorang peneliti yang berusaha
memahami dan menafsirkan fakta sejarah dengan mempercayai secara penuh fakta
yang ada tanpa keraguan.
2. Reductionalist approach adalah seorang peneliti yang berusaha
memahami dan menafsirkan fakta sejarah dengan penuh keraguan.
3. Diakronik adalah penelusuran sejarah dan
perkembangan satu fenomena yang sedang diteliti
4. Sinkronik adalah kontekstualisasi atau sosiologis
kehidupan yang mengitari fenomena yang sedang diteliti
5. Teori adalah penelitian yang menulusuri latar belakang
dan perkembangan fenomena yang lengkap dengan sejarah sosio-historis dan nilai
budaya yang mengitarinya.[11]
KESIMPULAN
Istilah Studi
Islam, yang di dunia Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies, dalam
dunia Islam dikenal dengan Dirasah Islamiyah.
Studi Islam adalah
usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara
mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam,
baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.
Yang dimaksud
dengan pendekatan historis adalah meninjau suatu permasalahan dari sudut
tinjauan sejarah, dan menjawab permasalahan serta menganalisisnya dengan
menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah atau histori adalah studi yang
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa atau kejadian masa lalu yang menyangkut
kejadian atau keadaan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
W.B. Sidjabat, Penelitian
Agama: Pendekatan dari Ilmu Agama”, dalam Mulyanto Sumardi (ed.), Penelitian
Agama, Jakarta: Sinar Harapan, 1982
Juhaya S. Praja, Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam
Islam dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta: Teraju, 2002
Amin
Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historisitas, Yogyakarta;1996
Syed Husen Nasr, Menjelajah Dunia Modern, (terj.) Hasti Tarekat, dari judul asli A
Young Muslim’s Guide in The Modern World, Bandung: Mizan, 1995
John M.Echol
and Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Cet XX; Jakarta Gramedia
Pustaka Utama, 1992
Ebta Setiawan , KBBI ofline versi 1.1 freeware,
2010
http://makalahkuliahjurusanpai.blogspot.com/2011/04/pendekatan-historis-dalam-studi-islam.html
http://stydyislam.blogspot.com/2012/01/pendekatan-dalam-studi-islam-pengertian.html
Taufik
Abdullah. Sejarah dan Masyarakat. (Jakarta : Pustaka Firdaus. 1987)
Abuddin
nata, metodologi studi islam, (Jakarta : 2008)
Khoirudin,
nasution, pengantar studi islam, (yogyakarta :2009)
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT
yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada orang-orang yang beriman dan beramal
sholeh.
Sholawat dan salam semoga
tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang paling baik diantara jalan yang ada didunia ini untuk menuju kepada
ridhotillah Tuhan semesta alam.
Dengan ma’unah (pertolongan)
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap agar pembaca
dapat memberikan kritik dan saran serta masukan yang membangun guna perbaikan
dikemudian hari.
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya, dan penulis pada khususnya.
Metro,
27 September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
i
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................
1
- Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
- Rumusan Masalah.................................................................................. 1
- Tujuan.................................................................................................... 1
- Manfaat................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Pengertian
Studi Islam.............................................................................. 2
B. Pengertian Pendekatan Historis............................................................... 6
BAB III KESIMPULAN................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 10
STUDI ISLAM PENDEKATAN HISTORIS
MAKALAH
INI DISAMPAIKAN DALAM SEMINAR MATA KULIAH PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
DI SUSUN OLEH :
IMAM BASUNI
NPM : 1202001
DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Hj. ENIZAR, M.Ag
Dr. MAHRUS AS’AD, M.Ag
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAIN JURAI SIWO METRO
TAHUN 2012
[1] W.B. Sidjabat, Penelitian Agama:
Pendekatan dari Ilmu Agama”, dalam Mulyanto Sumardi (ed.), Penelitian
Agama, Jakarta: Sinar Harapan, 1982, h. 70-74
[2] Juhaya S. Praja, Filsafat dan Metodologi
Ilmu dalam Islam dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta: Teraju, 2002, h.
21
[3] Amin Abdullah, Studi Agama
Normativitas atau Historisitas, Yogyakarta;1996, Cet. ke-1, h. 106
[4] Syed Husen Nasr, Menjelajah
Dunia Modern, (terj.) Hasti Tarekat, dari judul asli A
Young Muslim’s Guide in The Modern World, Bandung: Mizan, 1995, Cet. ke-2.,
h. 93
[5]
http://stydyislam.blogspot.com/2012/01/pendekatan-dalam-studi-islam-pengertian.html,
26-09-2012, 14.50
[6]
John M.Echol and Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Cet XX; Jakarta
Gramedia Pustaka Utama, 1992, hal 299
[7]
Ebta Setiawan , KBBI ofline versi 1.1 freeware, 2010
[8] http://makalahkuliahjurusanpai.blogspot.com/2011/04/pendekatan-historis-dalam-studi-islam.html,
20-09-2012, 14.00
[10] Abuddin nata, metodologi studi islam,
(Jakarta : 2008), halm. 35-38